KONI–Setelah beberapa lama, KONI Kota Bekasi, jadi juga melaksanakan rapid test. setidaknya 57 peserta mengikuti pemeriksaan yang dimulai pukul 10.00 hingga 14.00, pada Selasa (30/6), di Auditorium KONI Kota Bekasi. Para peserta terdiri dari pengurus KONI dan pengurus cabang olahraga (Cabor).
Lima pemeriksa yang dipimpin langsung dokter KONI, dr Herawati Simanjuntak berlangsung lancar. Uniknya ada beberapa kelucuan saat pelaksanaan berlangsung. Salah satu peserta yang berasal dari cabor Futsal sempat menjadi perhatian lantaran terlihat tegang sehingga memakan waktu cukup lama sebelum akhirnya berhasil diambil darahnya.
Raul–begitu sapaannya–terlihat menutup mata dan terlihat pucat dan hampir membatalkan test. Beberapa rekannya malah memanfaatkan momen tersebut untuk merekam kelucuan sambil menertawakan rekannya tersebut.
Dokter Herawati mengaku sering menjumpai perilaku pasien model Raul. Tetapi setelah diberikan pemahaman, rata-rata pasien model Raul mau juga berhadapan dengan jarum suntik. “Kita sampaikan kepada mereka, sakit jarum suntik tak seberapa dibanding manfaat didapat setelah suntik,” katanya.
Apalagi rapid test menurut Hera–panggilannya–sangat penting di tengah wabah pandemik ini. Tujuan rapid test adalah untuk mendeteksi sesorang terinfeksi virus Corona atau tidak. Melalui sampel darah tersebut, dokter akan memeriksa dan mendeteksi antibodi IgM dan IgG untuk virus Corona.
Sementara, sejumlah peserta lain tak mengalami kendala selama proses pengambilan darah. Hanya saja beberapa calon peserta yang hadir terlambat justru memiliki alasan tersendiri. Ada yang sengaja, ada yang tak tahu dan ada yang izin lantaran memang khawatir. “Saya sengaja datang telat jadi alasan sudah tutup. Padahal saya menghindar,” ujar salah satu pengurus KONI.
Lelaki yang berprofesi sebagai guru ini bukan tanpa alasan menghindar. Beberapa waktu lalu, dari kantornya mengajar, ia diwajibkan melaksanakan rapid test. Namun saat berlangsung pengambilan darah, malah gagal lantaran tak ada darah keluar. “Sampai pindah tangan segala yang keluar cuma angin. Saya jadi khawatir lah,” tuturnya.
Beberapa yang lain malah sudah izin tidak hadir karena khawatir dengan hasil test. Kekhawatiran bila hasil test ternyata positif dan bisa mempengaruhi psikologisnya. “Nanti kalau positif, saya malah ngedrop dan bisa berimbas kemana-kemana,” kata lelaki berbadan tegap, kemarin.
Ketua KONI Kota Bekasi, Abdul Rosyad Irwan S mengatakan, rapid test ini selain memastikan diagnosis Covid 19, juga sebagai langkah kenyamanan di lingkungan KONI Kota Bekasi. “Bila hasilnya negatif, nanti akan dikeluarkan surat keterangan bebas Covid 19 yang berlaku tiga hari,” pungkasnya.